CAPER

Catatan-catatan ringan seorang mahasiswa perantauan

Privasi Dalam Sosial Media

Hai.. Jumpa kembali dengan saya dalam saluran yang sama, oke, kali ini kita akan bahas masalah masalah privasi di internet. Langsung aja, Sebagai salah satu media telekomunikasi tanpa batas, internet sudah merupakan kebutuhan primer bagi setiap orang yang hidup ‘katanya’ di masa modern ini. Bahakan, internet sudah mendarah daging terutama bagi kaula muda. Hampir setiap orang yang ‘melek’ teknologi mepunyai setidaknya 2 atau lebih akun sosial media, sebut saja Facebook atau twitter.

KeyboardPrivacyButton650

http://www.adweek.com

Dalam medsos tersebut biasanya atau bahkan kebanyakan orang sering memposting status, entah tentang apa yang dilakukannya saat itu, sampai pada ‘curhat’ masalah pribadi yang seharusnya tidak diposting pada situs publik yang semua orang tanpa terkecuali, dapat melihat tulisannya itu, gawat.

http://blog.vasco.com

http://blog.vasco.com

Pernah terpikir gak sih kalau yang kita posting, entah itu status atau foto, serta identitas diri lengkap dengan alamat dan nomor telepon, bakalan dimanfaatin orang lain untuk tindak kejahatan? Ingat kata bang Napi: kejahatan terjadi bukan hanya karena ada niat dari pelakunya tapi juga karena ada kesempatan, wapadalah, waspadalah. Kasus penculikan contohnya, alih-alih mendapatkan teman baru di medsos, malah berujung pada penculikan. kasus ini sering terjadi pada remaja perempuan. Kebanyakan mereka tidak sadar akan bahaya tersebut.

Contoh lain ialah penghinaan yang berujung pada pencemaran nama baik. Masih lekat dalam ingatan kita, kasus fl*re*ce yang sempat menggemparkan jagat dunia maya beberapa waktu lalu. Gawatnya lagi dia kuliah di tempat yang sama dengan tempat penulis saat ini menuntut ilmu. Alangkah baiknya, sebelum kita memposting sesuatu ditimbang dan difikirkan dahulu secara matang, sehingga tidak ada pihak yang merasa tersinggung dan dirugikan.

http://networkworl.com

http://networkworl.com

Terakhir, Penulis hanya berpesan agar kita lebih bijak lagi dalam menggunakan internet terutama media sosial, gunakan utuk hal yang positif yang dapat membawa manfaat bagi kita maupun pembacanya. Mohon maaf bila ada typo ataupun kesalahan dalam kata kata. 🙂

 

(Kurniawan)

Kerja, Kerja, Kerja

Persoalan mengenai hal-hal yang berhubungan dengan masalah ‘kerja’ masih menjadi persoalan klasik di Indonesia. Telah 69 tahun kita merdeka dan cita-cita bangsa belum tercapai dengan baik. Cita-cita untuk memajukan kesejahteraan umum, mencerdaskan kehidupan bangsa, dan mewujudkan keadilan sosial belum tercapai karena mindset yang salah mengenai kerja. Padahal hanya dengan kerja semua cita-cita bangsa akan terwujud. Dan yang mewujudkannya bukanlah pemerintah, anggota Dewan, atau para pakar dan ahli yang berjejeran. Tapi yang mewujudkan cita-cita itu adalah seluruh rakyat indonesia. Tentu saja dengan ‘kerja’ yang sebetul-betulnya kerja. Akumulasi dari ‘kerja sukses’ seluruh rakyat indonesia yang akan mewujudkan cita-cita bangsa.

jeanpouly_1326094618_32

Gambar: Google.com

Dalam bekerja, setidaknya dibutuhkan 4 hal agar tercipta pekerjaan yang berkualitas. Keempat hal itu adalah tujuan, profesionalisme, kerja keras, dan integritas. Keempat hal ini saling berhubungan dan saling menopang satu sama lain. Sejarah mencatat bangsa-bangsa yang besar dan maju, berhasil menerapkan setidaknya 4 hal ini dalam perilaku kerja mereka.

Hal pertama yang perlu diperhatikan dalam pekerjaan adalah tujuan dari kerja itu sendiri. Banyak orang yang memilih pekerjaanhanya berdasarkan rendah atau tingginya gaji. Kerja oleh sebagian besar masyarakat kita masih dianggap sebagai sesuatu yang berorientasi pada materi. Kerja untuk uang, kerja untuk gaji, atau kerja untuk honor. Padahal pola fikir seperti ini hanya akan mematikan etos kerja.

Sebenarnya tidak jadi masalah jika uang atau materi dijadikan tujuan untuk kerja. Namun bagi seroang pekerja sejati, uang bukanlah tujuan utama tapi yang paling penting adalah kecintaan terhadap pekerjaan, kepuasan pribadi, dan hasil kerja yang berkualitas. Kesalahan dalam menetapkan tujuan kerja hanya akan menciptakan rasa jenuh saat bekerja, keterpaksaan, dan hasil yang seadanya bahkan bisa dibilang buruk. Berbagai instansi kerja di Indonesia contohnya, dalam instansi pemerintahan, disiplin PNS yang rendah, perilaku koruptif dan tidak profesional menghasilkan pelayanan yang buruk terhadap masyarakat. contoh lain, dalam sebuah perusahaan, karyawan yang tidak mencintai pekerjaan, pasti tidak akan bertahan dibawah tekanan kerja dan target-target bisnis yang dinamis dan penuh persaingan. Singkatnya, bagi seorang pekerja, memahami esensi dan tujuan dari sebuah pekerjaan adalah hal terpenting.

Selanjutnya adalah profesionalisme. Profesionalisme berkaitan dengan kemampuan bekerja sesuai aturan dan prosedur. Pondasi segala jenis pekerjaan adalah profesionalisme. Sikap profesional menempatkan seorang pekerja tetap bekerja di koridor yang benar. Dalam perusahaan, karyawan yang tidak profesional hanya akan merugikan dan mebuang sumber daya. Dalam birokrasi pemerintahan, pegawai yang tidak profesional akan memperlambat kinerja. Dalam bidang lain, medis misalnya, sikap tidak profesional sering kali menjadi penyebab berbagai kasus malpraktik yang membahayakan nyawa manusia.Profesionalisme kerja adalah suatu keharusan.

Hal selanjutnya yang penting dalam sebuah pekerjaan adalah karakter kerja keras. Tanpa kerja keras, hasil yang akan diperoleh biasa-biasa saja. Bangsa-bangsa besar seperti eropa, jepang, dan cina terkenal karena kerja keras mereka. Jepang misalnya, adalah salah satu negara dengan jam kerja paling  tinggi dan negara yang sangat terkenal dengan karakter rakyatnya yang pekerja keras. Kerja keras yang melejitkan bangsa ini dari yang tadinya lumpuh akibat perang, menjadi bangsa yang sangat maju dalam ekonomi, pendidikan, dan teknologi. Kemajuan jepang bersaing kerat dengan amerika dan eropa

sukses

gambar: Google.com

.

Dan yang terkahir adalah integritas. Integritas secara umum dapat diartikan sebagai sikap dan perilaku saat bekerja. Jujur, tepat waktu, menepati janji, mampu bekerja dalam tim, mampu mengelola emosi dan menaati etika kerja adalah beberapa contoh dari integritas kerja. Integritas harus dimiliki oleh setiap pekerja. Namun, integritas adalah karakter yang tidak didapat dalam satu dua hari saja. namun integritas lahir dari kebiasaaan yang terus menerus dijaga dan dikembangkan. Dengan integritas, dapat tercipta suasana kerja yang menyenangkan, komunikasi kerja yang sehat, dan kepercayaan relasi. Integritas juga yang akan menjaga perilaku seorang pekerja tidak bertentangan dengan hukum dan norma-norma yang berlaku lainnya.

Itulah 4 hal fundamental dalam dunia kerja. Keempat hal tersebut pada asalnya hanyalah teori-teori dan konsep-konsep yang tidak akan berguna jika tidak dipraktekkan. Yang dibutuhkan hanyalah keinginan yang kuat untuk memulai menerapkannya. Orang Indonesia memang punya angan yang tinggi, namun masih terus  bermain dengan teori kerja, berdebat tentang konsep kerja yang baik, memuji dan mencela konsep kerja bangsa lain, membanggakan kesuksesan bangsa lain tapi tidak mau belajar dari cara-cara mereka dalam mencapai kesuksesan. Tentu saja masih ada orang Indonesia yang memiliki etos kerja dan patut dijuluki pekerja sejati. Namun jumlahnya sedikit sekali.

Jika ingin maju, mulailah bekerja sekarang juga. Mantapkan tujuan, pegang profesionalisme, tanamkan integritas, dan bekerja keras lah.. !!!

© 2025 CAPER

Theme by Anders NorenUp ↑